Rabu, 29 April 2020

[Wajib Tahu] Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Yang Benar

Seperti apa sistematika penulisan karya ilmiah yang berlaku pada makalah, skripsi, tesis, jurnal, atau artikel ilmiah? Pertanyaan ini kerap diajukan oleh mereka yang ingin membuat karya tulis ilmiah. Wajar, sebab penulisan karya ilmiah tidak boleh sembarangan, ada sistematika penulisan yang harus dipatuhi dalam proses pembuatannya. Sebenarnya, seringkali ada pelatihan khusus dalam proses penulisan karya tulis ilmiah, di dalamnya akan diberikan materi seputar cara membuat karya ilmiah yang baik dan benar.

Karya Ilmiah

 Pertanyaan ini kerap diajukan oleh mereka yang ingin membuat karya tulis ilmiah [Wajib Tahu] Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Yang Benar

Bagi pelajar, pelatihan karya tulis ilmiah bisa didapatkan di sekolah. Sedangkan, bagi mahasiswa pelatihan tersebut bisa didapatkan di kampus. Bagi orang yang berkecimpung di dunia pendidikan atau lembaga ilmu pengetahuan, penulisan karya tulis ilmiah adalah pengetahuan wajib yang harus dikuasai. Sebab, merekalah orang-orang yang disebut sebagai komunitas ilmiah, artinya semua pemikiran, pendapat, dan tulisan yang mereka buat harus mematuhi kaidah ilmiah.

Bagaimana dengan Anda yang sedang membaca artikel ini? Sudahkah Anda mengetahui sistematika penulisan karya ilmiah yang benar? Kalau belum, Anda tidak usah khawatir. Dalam artikel kali ini kami akan mengulas secara lengkap dan tuntas sistematika yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah. Nantinya, Anda bisa menggunakannya sebagai panduan dalam proses penulisan karya tulis ilmiah.

Yuk, berikut ini uraiannya...

Sistematika Karya Ilmiah

Sistematika bisa diartikan sebagai susunan yang urut dan teratur. Jadi, sistematika karya ilmiah adalah susunan yang urut dan teratur dari sebuah karya ilmiah. Dari definisi ini, seharusnya kita bisa mendapatkan gambaran mengenai sistematika tersebut, bahwa dalam proses penulisannya ada sesuatu yang disusun secara urut dan teratur. 

Apakah sesuatu itu? Ia tidak lain adalah poin-poin yang menjadi kerangka dasar penulisan karya ilmiah. Tersusun secara urut dan teratur artinya setiap poin menempati posisinya masing-masing, mulai dari poin pembuka sampai dengan penutup. Poin yang seharusnya diletakkan di awal, tidak boleh diletakkan terakhir. 

Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

Secara umum, sistematika penulisan karya ilmiah dimasukkan ke dalam 3 bagian besar, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian memiliki poin-poin tersendiri. Nah, berikut ini akan kami jelaskan secara terperinci poin-poin lengkap yang terdapat di dalam sistematika penulisan karya ilmiah.

Bagian Awal Karya Ilmiah

Bagian awal atau pembuka adalah bagian yang pertama kali dilihat saat kita membuka sebuah karya ilmiah. Bagian ini meliputi halam sampul, halaman judul, halaman pengesahan, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel, gambar, grafik, dll (jika ada). Berikut ini penjelasan dari masing-masing poin tersebut:

1. Sampul

Umumnya, sampul pada karya ilmiah berisi jenis karya ilmiah, judul, maksud penulisan karya ilmiah, logo, nama penulis, nama lembaga atau instansi, dan tahun. Berikut ini adalah contoh sampul karya ilmiah skripsi:
 Pertanyaan ini kerap diajukan oleh mereka yang ingin membuat karya tulis ilmiah [Wajib Tahu] Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Yang Benar

2. Halaman Judul

Halaman judul adalah halaman yang terletak setelah sampul atau cover karya ilmiah. Halaman Judul Merupakan halaman formal yang berisi: judul karya tulis ilmiah; keterangan sebagai syarat dibuatnya tulisan ilmiah katagori skripsi, tesis atau disertasi; nama dan identitas penulis; serta nama program studi dan waktu diterbitkan. Bentuknya sama dengan sampul, hanya saja halaman judul dicetak menggunakan kertas HVS. Berikut ini adalah contoh dari halaman judul: 
 Pertanyaan ini kerap diajukan oleh mereka yang ingin membuat karya tulis ilmiah [Wajib Tahu] Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Yang Benar

3. Halaman Pengesahan

Halaman pengesahan adalah sebuah lembar yang berisikan judul penelitian yang akan diujikan, saat pengujian dilakukan, nama masing-masing pembimbing dan penguji. Lembar pengesahan ini akan ditandatangani oleh penguji dan pembimbing. Berikut ini adalah contoh dari halaman pengesahan:
 Pertanyaan ini kerap diajukan oleh mereka yang ingin membuat karya tulis ilmiah [Wajib Tahu] Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Yang Benar

4. Abstraksi

Abstrak adalah suatu ringkasan yang mencerminkan keseluruhan isi karya ilmiah. Abstrak merupakan uraian ringkas, cermat, dan menyeluruh dari isi suatu karya ilmiah.

5. Kata Pengantar

Kata Pengantar adalah kata-kata yang terangkai menjadi kalimat sebagai pengantar karya ilmiah. Isi kata pengantar yaitu ucapan puji dan syukur, tujuan penulisan, ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah turut membantu penulisan karya ilmiah.

6. Daftar Isi

aftar isi adalah rekapitulasi dari semua bagian penting dari karya ilmiah. Fungsi daftar isi adalah untuk memudahkan pembaca mengetahui bagian mana dari karya ilmiah yang ingin dibaca langsung dengan melihat halaman yang ditulis pada daftar isi.

7. Daftar Tabel, Gambar, Grafik (jika ada)

Daftar tabel, gambar, dan grafik adalah menyajikan tabel, gambar, grafik secara berurutan mulai dari tabel, gambar, grafik pertama sampai dengan tabel, gambar, grafik terakhir yang ada di dalam karya ilmiah.

Bagian Inti Karya Ilmiah

Bab I Pendahuluan

Dalam sistematika penulisannya, karya ilmiah dimulai dengan pendahuluan yang terletak pada Bab I. Secara sederhana, pendahuluan bisa diartikan sebagai persiapan untuk pembahasan selanjutnya. Pendahuluan berfungsi untuk memberikan gambaran awal dan menyeluruh tentang tema atau isu pokok yang digarap dalam karya ilmiah.

Pendahuluan terdiri dari beberapa sub-bab, yaitu latar bekalang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing sub-bab tersebut:

1. Latar Belakang Masalah

Apa yang dimaksud dengan latar belakang masalah dalam karya ilmiah? Jadi, latar belakang masalah adalah:
Uraian konseptual sistemik penulis bahwa masalah yang dipilih memang layak untuk ditulis atau hal-hal yang memicu penulis untuk menulis karya ilmiah atau untuk menyelesaikan suatu permasalahan melalui karya ilmiah.
Latar belakang masalah bisa disebut sebagai fondasi dari seluruh proses penulisan karya ilmiah karena semua konsep dasar dijelaskan di sini. Latar belakang masalah berisi tiga uraian pokok, yang meliputi:
  • Dasar-dasar pemikiran tentang pentingnya masalah yang akan ditulis di dalam karya ilmiah.
  • Menghubungkan dasar pemikiran dengan kenyataan yang terjadi, mengungkap masalah yang muncul, dan usaha yang pernah dilakukan untuk menyelesaikannya.
  • Mengungkapkan pentingnya penulisan karya ilmiah yang akan dilakukan.

2. Rumusan Masalah 

Rumusan masalah adalah uraian pertanyaan penulis yang harus dicari jawabannya melalui proses penelitian. Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-pernyataan yang hendak dicari jawabannya. Rumusan masalah berfungsi membatasi pembahasan agar tidak melebar pada hal-hal yang tidak perlu. Rumusan masalah berciri singkat, jelas, dan terarah serta dikemukakan secara ilmiah.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah jawaban atas pertanyaan apa yang akan dicapai dalam suatu penelitian karya ilmiah. Tujuan ini harus mengikut itu misi ilmiah, bukan menurut tujuan formal penulis  karya ilmiah.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah kelanjutan dari tujuan penelitian. Penulis karya ilmiah mengemukakan manfaat atau kegunaan yang bisa diperoleh apabila tujuan penelitian dalam karya ilmiah tercapai.

Bab II Kerangka Teori

Bagian awal karya ilmiah juga dilengkapi dengan Bab II, yaitu bab tentang kerangka teori. Dalam pengertian sederhana, kerangka teori bisa diartikan sebagai sejumlah acuan yang dipergunakan dalam penelitian. Dengan kata lain, kerangka teori diperlukan sebagai pertanggungjawaban ilmiah hasil suatu penelitian. Menurut Kusumayati (2009) kerangka teori adalah hubungan antar konsep berdasarkan studi empiris.

Kerangka teori terdiri dari dua bagian, yaitu landasan teori dan hipotesis penelitian:

1. Landasan Teori

Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti dan dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi hipotesis. Landasan teori merupakan dasar teoretis bagi penulis untuk menjawab masalah penelitian.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah penjelasan yang bersifat kemungkinan, sehingga disebut sebagai jawaban atau dugaan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya melalu penelitian.

Bab III Metode Penelitian

Bagian Bab III pada karya ilmiah adalah metode penelitian. Poin-poin yang terdapat di dalam Bab ini antara lain:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian suatu karya ilmiah dapat ditinjau berdasarkan 5 segi, yaitu dari tujuan dasarnya, tempat pelaksanaan penelitian, tujuan umumnya, sifat-sifat masalahnya, dan ruang lingkup pengujiannya.

2. Definisi Konsep dan Operasional Variabel

Definisi konsep adalah definisi yang telah menjadi teori. Teori ini ada dalam setiap buku teks yang disarankan oleh para dosen (sesuai bidang ilmu masing-masing). Sedangkan, definisi operasional variabel adalah definisi terhadap variabel berdasarkan konsep teori namun bersifat operasional, agar variabel tersebut dapat diukur.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2005), populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Masih menurut Sugiyono (1999), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

4. Jenis, Sumber, dan Teori Pengumpulan Data

Berisi penjelasan tentang jenis data yang digunakan dalam penelitian karya ilmiah, serta bagaimana cara mengumpulkan data tersebut.

5. Teknik Analisis / Pengujian data

Berisi penjelasan tentang teknik pengolahan serta analisis data penelitian karya ilmiah.

Bab IV Pembahasan

Pembahasan dalam suatu karya ilmiah tediri dari gambaran umum objek penelitian, deskripsi hasil penelitian, dan pengujian hipotesis. 

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penjelasan secara umum mengenai objek penelitian yang akan diteliti dalam karya ilmiah.

2. Deskripsi Hasil Penelitian 

Deskripsi hasil penelitian adalah paparan atau uraian yang disusun secara terstruktur berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan yang sudah diolah terlebih dahulu.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis. Keputusan ini berdasarkan hasil olahan data, apakah sejalan atau bertolak belakang dengan hipotesis awal.

4. Hasil Pengujian Hipotesis

Uraian lengkap tentang keputusan menerima atau menolak hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.

Bab V Penutup

Bab terakhir di bagian ini adalah penutup. Umumnya, bab penutup sebuah karya ilmiah terdiri dari:

1. Simpulan

Simpulan adalah makna yang diberikan penulis terhadap hasil yang dicapai dalam penulisan karya ilmiah.

2. Saran

Saran adalah anjuran, pendapat, atau usul kepada peneliti selanjutnya yang ingin membuat karya ilmiah yang sejalan dengan topik penulis.

Bagian Akhir Karya Ilmiah

1. Daftar Rujukan

Daftar rujukan adalah kumpulan identitas karya yang dirujuk. Daftar rujukan berisi identitas buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dirujuk dalam karya ilmiah.

2. Lampiran

Lampiran adalah bagian karya ilmiah yang merupakan pelengkap keterangan yang dianggap perlu.

3. Riwayat Hidup

Riwayat hidup adalah penjabaran dari riwayat hidup penulis karya ilmiah yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan informasi pribadi dan informasi lainnya seperti: jenjang pendidikan, pengalaman kerja, hobi, dan prestasi.

Contoh Sistematika Karya Ilmiah

Berikut ini adalah contoh karya ilmiah berbentuk laporan dengan judul "Magang sebagai Jembatan Mobilitas Sosial dari Petani menjadi Perajin":

I. Pendahuluan

Perajin sering dipandang memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada petani. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa seorang perajin biasanya bekerja di dalam rumah, terlindung dari terik sinar matahari sehingga suasananya tampak nyaman. Sebaliknya, petani harus bekerja di sawah, di bawah sengatan sinar matahari dan kadang harus bergumul dengan kotoran-kotoran yang berbau tidak sedap. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika sebagian masyarakat pedesaan masih menganggap bahwa pekerjaan perajin lebih berprestise daripada petani meskipun hanya menjadi perajin industri kecil dengan skala usaha yang masih terbatas.

Lapangan pekerjaan di sektor industri kecil yang makin terbuka menyebabkan terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin. Meskipun sebenarnya mereka belum memiliki keahlian yang memadai terlebih lagi tingkat pendidikan mereka sebagian besar (73%) masih berpendidikan SD ke bawah. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa produktivitas kerja dan hasil yang mereka peroleh masih rendah.

Berkaitan dengan hal di atas, perlu diadakan penelitian yang saksama mengenai mobilitas sosial dan petani menjadi perajin. Dalam laporan ini, objek penelitiannya adalah masyarakat pedesaan di sekitar Surakarta, Jawa Tengah.

II. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
  1. Menelaah penyebab terjadinya mobilitas sosial dari petani perajin
  2. Memberikan penyadaran pada masyarakat tampak industrialisasi

III. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan survey secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber. Digunakannya metodologi kualitatif agar hasil yang dicapai benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut.
  1. Menentukan objek penelitian
  2. Melakukan wawancara dengan narasumber
  3. Mengklasifikasi masalah
  4. Merumuskan masalah
  5. Memberikan solusi/simpulan

IV. Hasil Penelitian

Berdasarkan survey yang telah dilakukan, ada beberapa faktor yang menyebabkan mobilitas sosial dari petani menjadi perajin melalui proses magang sebagai berikut.

Pengaruh media massa

Media massa baik berupa media elektronik maupun cetak telah membawa pengaruh yang besar terhadap pola pikir masyarakat pedesaan. Selama ini, media massa selalu mengangkat kesuksesan-kesuksesan seorang perajin. Dengan demikian, lambat laun opini publik tersebut akhirnya mendorong keinginan petani untuk menjadi perajin.

Dukungan sosial keluarga dan masyarakat

Keluarga, kerabat dekat, dan komunitas yang melatari kehidupan petani sering memberikan saran dan harapan yang besar untuk menjadi perajin. Mereka selalu memandang orang-orang yang telah sukses berkat usaha menjadi seorang perajin industri kecil meskipun mereka masih berstatus magang atau buruh kontrak.

Sistem perekonomian Indonesia yang lebih mengutamakan sektor industri daripada pertanian.

Perekonomian negara kita yang terbawa arus globalisasi dan kepentingan neoliberalisme (para pemilik modal) telah mendorong lajunya industrialisasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa investasi yang mereka tanamkan lebih mengarah pada sektor industri.

Tingkat pendidikan yang rendah

Rendahnya tingkat pendidikan mereka dan keahlian yang belum memadai membuat mereka tidak memiliki sistem kontrol diri yang kuat. Konsep diri yang lemah ini menyebabkan mereka mudah terbawa arus zaman.

V. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan para petani melakukan mobilitas sosial menjadi perajin. Jika tidak ada suatu program penyadaran baik ari pemerintah maupun masyarakat setempat, dapat dipastikan hasil produksi pertanian akan makin berkurang sehingga negara pun akan mengimpor beras dari luar negeri.

Akhirnya, diharapkan penelitian ini mampu memberikan penyadaran pada masyarakat dan dapat menjadi masukan untuk pihak-pihak yang berwenang memberikan kebijakan. Pihak-pihak tersebut misalnya para dewan legislatif dan eksekutif supaya memberikan arahan dan rencana pembangunan yang lebih berpihak pada sektor pertanian, terutama masyarakat miskin pedesaan.

(Sumber: Buku Bahasa Indonesia 3: Untuk SMK/MAK Semua Program Keahlian Kelas XII/Mokhamad Irman dkk, Jakarta, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008)

Demikianlah penjelasan tentang Sistematika Karya Ilmiah. Bagikan materi ini agar orang lain juga bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat.