Senin, 27 April 2020

Struktur Teks Iklan Radio

Kabid Dikdas
Radio merupakan media yang memiliki jangkauan selektif terhadap segmen pasar tertentu. Radio telah menjawab kebutuhan untuk meyakinkan komunikasi yang dapat memacu perubahan masyarakat. Berbeda dengan media cetak, radio merupakan media auditif yang bersifat atraktif. Apa yang dilakukan radio ialah memperdengarkan suara manusia untuk mengutarakan sesuatu. Karena radio memiliki karakteristik khusus, maka iklanyang disiapkan harus memperhatikan karakteristik tersebut. Radio mengandalkan pendengaran untuk menyapa pendengar. Bagi si pendengar, radio seperti berbicara dengannya.

Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan, pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang dimedia massa seperti koran dan majalah, atau di tempat-tempat umum (Kamus besar bhs Indonesia).

Iklan radio memiliki karakteristik hanya dapat didengarkan melalui audio (suara) saja.Suara tersebut dapat berupa Voice, suara/kata-kata manusia yang teratur; Musik, perpaduan bunyi-bunyian yang teratur dengan ritme tertentu dan harmonis; dan Sound Effect, suara-suara yang tidak beraturan maupun efek suara alam Iklan radio terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
  1. Ad lib – Disampaikan oleh penyiar secara langsung berupa siaran kata saja. Biasanya durasinya tidak lebih dari 60 detik 
  2. Spot – Disampaikan dengan teknik perekaman sebelumnya, sehingga membutuhkan naskah terlebih dahulu. Durasinya berkisar antara 15 sampai dengan 60 detik.
  3. Sponsor Program – Pemberian waktu khusus kepada sponsor untuk menyampaikan pesan dengan cara membiayai sebuah program acara radio

Pada teks iklan di radio, iklan akan memiliki nilai tinggi di telinga pendengar jika berdaya jual dan kreatif. Iklan di radio mengandalkan suara sebagai pengisi utama iklan. Berbeda dengan iklan media cetak, iklan di radio mempunyai bahasa, batasan waktu, dan peristilahan yang khusus. Script iklan radio menggunakan kode tertentu yang diketahui secara umum oleh kalangan periklanan.

Waktu untuk iklan radio dibatasi oleh durasi dan dihitung berdasarkan detik. Ketentuan pengaturan waktu dalam iklan radio umumnya 60 detik (ada yang 30 atau 45 detik), 5-10 detik pertama sebagai building situation (pendengar sudah tahu setting dan tokoh), detik ke-11 sampai dengan 45 berisi konflik, detik ke-45 hingga 60 berisi solusi.

Untuk membuat iklan radio lebih menarik, tidak datar, dan tidak membosankan, harus ada kata-kata pemancing perhatian di akhir dialog. Pada iklan media cetak, selain bahasa iklan sangat ditentukan oleh lay out, jenis font, dan warna, namun untuk iklan radio yang dipakai adalah suara manusia, musik, jinggle, dan efek suara, biasanya ditulis SFX. Perhatikan contoh script iklan KPU (Komisi Pemilihan Umum), dengan brand pemilu 2004. Iklan ini merupakan iklan layanan masyarakat.

Judul: Kucing dalam Karung
Intro : Musik Tanjidor Betawi (terdengar terus sampai akhir komersial)
SFX : Suasana di warung makan. Kucing menjatuhkan gelas.
Man 1:Eh Bang, udeh nggak waktunye lagi, Pemilu yang sekarang kite dapati pemimpin seperti dapati kucing dalam karung.
Man 2:Ah, si Abang bisa aje. Eh, maksudnya gimane?
Man 1:Gini nih, di Pemilu 2004 beda banget nih ame Pemilu-Pemilu sebelumnya, karene rakyat dapet memilih langsung calon anggota DPR, DPD, sampai presiden secara langsung.
Man 2:Nah, trus caranye.
Man 1:Ya, caranye dengan kite nyoblos gambar name-name calon idola kite, Bang.
Man 2:Wah, pastinye di Pemilu 2004, bakal calonnye kagak nyari-nyari seperti kucing dalam karung. Ya Bang, ye, ye, ye, ye Bang ye. La kata Abang begitu tadi.

Iklan tersebut menggunakan dua tokoh laki-laki yang memiliki warna suara yang berbeda. Sangat jelas bahwa karakter dalam iklan adalah orang berbudaya Betawi sehingga dialek yang diucapkan pemeran adalah dialek Betawi. Untuk menggambarkan karakter, iklan ini diiringi oleh musik Tanjidor yang sangat khas Betawi. Di akhir iklan digunakan book untuk penarik, yaitu ucapan “Ya Bang, ye, ye, ye, ye Bang ye. La kata Abang begitu tadi”. Jika kalian perhatikan strukturnya, maka akan kalian dapati struktur teks seperti berikut.
Struktur TeksTeks
OrientasiKucing dalam Karung
Tubuh iklan
Man 1:Eh Bang, udeh nggak waktunye lagi, Pemilu yang sekarang kite dapati pemimpin seperti dapati kucing dalam karung.
Man 2:Ah, si Abang bisa aje. Eh, maksudnya gimane?
Man 1:Gini nih, di Pemilu 2004 beda banget nih ame Pemilu-Pemilu sebelumnya, karene rakyat dapet memilih langsung calon anggota DPR, DPD, sampai presiden secara langsung.
Man 2:Nah, trus caranye.
Man 1:Ya, caranye dengan kite nyoblos gambar name-name calon idola kite, Bang.
Man 2:Wah, pastinye di Pemilu 2004, bakal calonnye kagak nyari-nyari seperti kucing dalam karung. Ya Bang, ye, ye, ye, ye Bang ye. La kata Abang begitu tadi.
Justifikasi-

Meskipun nama pengiklan tidak tertera pada isi teks, namun secara implisit iklan tersebut merupakan iklan milik Komisi Pemilihan Umum yang isisnya berupa informasi mengenai pemilihan langsung.