Ornamen adalah unsur dari motif, berupa bentuk gambar atau lukisan yang menghiasi kain batik. Dengan kata lain, motif batik terdiri atas susunan unsur-unsur motif yang disebut ornamen. Ornamen disebut juga ragam hias. Adadua macam ornamen, ornamen pokok/utama dan ornamen pelengkap/pengisi bidang.
A. Ornamen Pokok
Ornamen pokok/utama berbentuk stilisasi dari benda alam atau hewan, melambangkan suatu makna, mempunyai arti filosofis, seperti ornamen meru, pohon hayat, ular atau naga, lidah api dan sebagainya. Biasanya berukuran cukup besar atau dominan dalam sebuah motif. Beberapa ornamen pokok antara laon sebagai berikut.
1. Ornamen Meru
Ornamen Meru berupa stilisasi bentuk gunung. Kata meru berasal dari Gunung Mahameru. Gunung ini dianggap sebagai tempat tinggal atau singgasana bagi para dewa, Tri Murti, yaitu Sang Hyang Wisnu, Sang Hyang Brahma, dan Sang Hyang Siwa. Tri Murti ini melambangkan sumber segala kehidupan, sumber kemakmuran, dan sumber kebahagiaan hidup di dunia.
A. Ornamen Pokok
Ornamen pokok/utama berbentuk stilisasi dari benda alam atau hewan, melambangkan suatu makna, mempunyai arti filosofis, seperti ornamen meru, pohon hayat, ular atau naga, lidah api dan sebagainya. Biasanya berukuran cukup besar atau dominan dalam sebuah motif. Beberapa ornamen pokok antara laon sebagai berikut.
1. Ornamen Meru
Ornamen Meru berupa stilisasi bentuk gunung. Kata meru berasal dari Gunung Mahameru. Gunung ini dianggap sebagai tempat tinggal atau singgasana bagi para dewa, Tri Murti, yaitu Sang Hyang Wisnu, Sang Hyang Brahma, dan Sang Hyang Siwa. Tri Murti ini melambangkan sumber segala kehidupan, sumber kemakmuran, dan sumber kebahagiaan hidup di dunia.
Oleh karena itu, meru digunakan agar si pemakai selalu mendapatkan kemakmuran dan kebahagiaan. Ornamen ini juga melambangkan tanah atau bumi yang di dalamnya terdapat berbagai kehidupan, namusia, hewan dan tumbuhan.
2. Ornamen Pohon Hayat
Ornamen pohon hayat disebut juga Pohon Surga, merupakan suatu bentuk pohon khayalan yang bersifat perkasa dan sakti, dan merupakan lambang kehidupan. Pohon ini digambarkan terdiri atas batang, dahan, kuncup, daun, berakar tunjang atau sobrah. Pohon ini hampir terdapat di semua daerah di Indonesia dengan berbagai variasi.
Di seni anyaman Kalimantan, pohon ini disebut Batang Garing. Dalam seni wayang disebut Gunungan atau Kayon. Pohon ini terdapat di relief Candi Jago dan di percaya telah ada sejak abad ke 13, namun bukti yang paling jelas adalah pohon ini terdapat di relief kompleks makam Ratu Kalimanyat yang bertuliskan tahun 1559.
3. Ornamen Lidah Api
Ornamen lidah api melambangkan nyala api atau agni, ornamen ini sering disebut sebagai cemukiran atau modang. Makna ini sering dikaitkan dengan kesaktian dan ambisi untuk mendapatkan apa yang diinginkan karena dalam pemakaiannya digambarkan dengan deretan api.
Ornamen lidah api seperti halnya ornament bangunan yang hanya terdapat pada motif-motif semen klasik. Di dalam seni batik atau dalam motif batik lidah api ini digambarkan dalam dua macam bentuk:
Ornamen gurda. Gurda berasal dari kata garuda. Garuda merupakan burung besar yang dalam pandangan masyarakat Jawa, burung garuda mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bentuk ornamen gurda ini terdiri dari dua buah sayap (lar) dan di tengahnya terdapat badan dan ekor. Garuda merupakan tunggangan Batara Wisnu yang dikenal sebagai Dewa Matahari.
Garuda menjadi tunggangan Batara Wisnu dan dijadikan sebagai lambang matahari. Oleh masyarakat Jawa, garuda merupakan simbol mahkota/kekuasaan, kejantanan. Dalam motif batik, ornament Garuda digambarkan sebagai stilir burung Garuda, suatu bentuk burung yang perkasa seperti Rajawali. Kadang-kadang sebagi stilir semacam burung Merak. Dari setiap daerah pembatikan cara menstilir burung Garuda ini berbeda-beda, sesuai dengan daerah sendiri. Bentuk dari sayap Garuda dapat digaambarkan secara tertutup dan terbuka
5. Ornamen Bangunan
Ornamen bangunan ini maksudnya untuk menggambarkan bentuk sebuah rumah yang terdiri dari lantai atau dasar dan atap. Melihat bentuknya bangunan ini mungkin menggambarkan sebuah candi, balai kambang, tandu, istana atau perahu yang menurut penelitian belum diketahui apa fungsinya dari bangunan tersebut.
Ornamen bangunan terdapat pada motif batik secara terbatas, terutama terdapat pada motif batik semen klasik.
6. Ornamen Burung
Ornamen burung ini merupakan ornament pokok pada batik semen dan sebagai ornament pengisi.
7. Ornamen Naga
Naga adalah ular besar, mempunyai kekuatan luar biasa dan sakti. Naga biasanya digambarkan dengan bentuk yang aneh, berkepala raksasa dan memakai mahkota, kadang-kadang bersayap, kadang-kadang bersayap dan berkaki.
Kadang-kadang juga digambarkan dua naga disusun simetris sehingga menyerupai ornament garuda
8. Ornamen Binatang Berkaki Empat
Ornament binatang (berkaki empat) terdapat di Indonesia sejak zaman kesaktian, sebelum zaman Indonesia-Hindu. Binatang yang sering digambarkan dalam ornament seni berupa lembu, kijang, Gajah, Singa dan Harimau.
Kadang-kadang binatang tersebut digambarkan dalam bentuk khayalan yang aneh, misalnya digambarkan Singa bersayap, Gajah bersayap, Kuda atau lembu berbelai atau binatang dengan ekor berbunga.
9. Ornamen Tumbuhan
Pada ornament batik klasik, ornament tumbuh-tumbuhan merupakan ornament pokok maupun ornament pengisi.
Ornamen tumbuhan ini distilir sedemikian rupa, sehingga harmonis sejak dari daun, bunga, kuncup atau rangkaian dari daun dan bunga. Bentuknya dapat sebagai tanaman yang menjalar, lung-lungan (melengkung-lengkung)
10. Ornamen Kupu-kupu
Ornament kupu-kupu ini bukan hanya kupu-kupu, melainkan juga binatang-binatang kecil yang bersayap, yang digolongkan ke dalam ornamen kupu-kupu.
Beberapa jenis hewan yang dikelompokkan ornament kupu-kupu antara lain kumbang, bibis, kuwangwung, kelelawar dan lain-lain. Bentuk ornamen kupu-kupu ini digambarkan penampang dari atas dalam keadaan terbang.
B. Ornamen Pelengkap
Ornamen pelengkap/pengisi bidang adalah ornamen yang dibuat untuk mengisi bidang yang kosong di samping ornamen pokok. Ornamen pelengkap tidak mempunyai arti atau ma’na tertentu kecuali untuk melengkapi hiasan dan keindahan. Misalnya ornamen tumbuhan seperti pohon, bunga, daun, sulur-suluran; hewan seperti burung, kupu-kupu, ikan, merak, ayam dan sebagainya.
C. Isen motif batik
Motif batik terdiri dari ornamen utama dan ornamen pengisi. Isen motif batik adalah berupa titik-titik, garis-garis, gabungan titik dan garis yang berfungsi untuk mengisi ornamen-ornamen dari motif atau pengisi bidang diantara ornamen-ornamen tersebut.
Isen motif ada bermacam-macam dan sekarang masih berkembang, seperti: cecek, cecek pitu, sisik melik, cecek sawut, cecek sawu daun, sisik gringsing, galaran, rambutan, sirapan, cacah gori, dan sebagainya.
2. Ornamen Pohon Hayat
Ornamen pohon hayat disebut juga Pohon Surga, merupakan suatu bentuk pohon khayalan yang bersifat perkasa dan sakti, dan merupakan lambang kehidupan. Pohon ini digambarkan terdiri atas batang, dahan, kuncup, daun, berakar tunjang atau sobrah. Pohon ini hampir terdapat di semua daerah di Indonesia dengan berbagai variasi.
Di seni anyaman Kalimantan, pohon ini disebut Batang Garing. Dalam seni wayang disebut Gunungan atau Kayon. Pohon ini terdapat di relief Candi Jago dan di percaya telah ada sejak abad ke 13, namun bukti yang paling jelas adalah pohon ini terdapat di relief kompleks makam Ratu Kalimanyat yang bertuliskan tahun 1559.
3. Ornamen Lidah Api
Ornamen lidah api melambangkan nyala api atau agni, ornamen ini sering disebut sebagai cemukiran atau modang. Makna ini sering dikaitkan dengan kesaktian dan ambisi untuk mendapatkan apa yang diinginkan karena dalam pemakaiannya digambarkan dengan deretan api.
Ornamen lidah api seperti halnya ornament bangunan yang hanya terdapat pada motif-motif semen klasik. Di dalam seni batik atau dalam motif batik lidah api ini digambarkan dalam dua macam bentuk:
- Berbentuk sebagai deretan nyala api, dipergunakan sebagai hiasan pinggiran (tepi) atau sebagai batas bidang yang bermotif dan tidak bermotif (kosong).
- Dalam bentuk deretan ujung lidah api, yang membentuk seperti blumbangan memanjang.
Ornamen gurda. Gurda berasal dari kata garuda. Garuda merupakan burung besar yang dalam pandangan masyarakat Jawa, burung garuda mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bentuk ornamen gurda ini terdiri dari dua buah sayap (lar) dan di tengahnya terdapat badan dan ekor. Garuda merupakan tunggangan Batara Wisnu yang dikenal sebagai Dewa Matahari.
Garuda menjadi tunggangan Batara Wisnu dan dijadikan sebagai lambang matahari. Oleh masyarakat Jawa, garuda merupakan simbol mahkota/kekuasaan, kejantanan. Dalam motif batik, ornament Garuda digambarkan sebagai stilir burung Garuda, suatu bentuk burung yang perkasa seperti Rajawali. Kadang-kadang sebagi stilir semacam burung Merak. Dari setiap daerah pembatikan cara menstilir burung Garuda ini berbeda-beda, sesuai dengan daerah sendiri. Bentuk dari sayap Garuda dapat digaambarkan secara tertutup dan terbuka
5. Ornamen Bangunan
Ornamen bangunan ini maksudnya untuk menggambarkan bentuk sebuah rumah yang terdiri dari lantai atau dasar dan atap. Melihat bentuknya bangunan ini mungkin menggambarkan sebuah candi, balai kambang, tandu, istana atau perahu yang menurut penelitian belum diketahui apa fungsinya dari bangunan tersebut.
Ornamen bangunan terdapat pada motif batik secara terbatas, terutama terdapat pada motif batik semen klasik.
6. Ornamen Burung
Ornamen burung ini merupakan ornament pokok pada batik semen dan sebagai ornament pengisi.
7. Ornamen Naga
Naga adalah ular besar, mempunyai kekuatan luar biasa dan sakti. Naga biasanya digambarkan dengan bentuk yang aneh, berkepala raksasa dan memakai mahkota, kadang-kadang bersayap, kadang-kadang bersayap dan berkaki.
Kadang-kadang juga digambarkan dua naga disusun simetris sehingga menyerupai ornament garuda
8. Ornamen Binatang Berkaki Empat
Ornament binatang (berkaki empat) terdapat di Indonesia sejak zaman kesaktian, sebelum zaman Indonesia-Hindu. Binatang yang sering digambarkan dalam ornament seni berupa lembu, kijang, Gajah, Singa dan Harimau.
Kadang-kadang binatang tersebut digambarkan dalam bentuk khayalan yang aneh, misalnya digambarkan Singa bersayap, Gajah bersayap, Kuda atau lembu berbelai atau binatang dengan ekor berbunga.
9. Ornamen Tumbuhan
Pada ornament batik klasik, ornament tumbuh-tumbuhan merupakan ornament pokok maupun ornament pengisi.
Ornamen tumbuhan ini distilir sedemikian rupa, sehingga harmonis sejak dari daun, bunga, kuncup atau rangkaian dari daun dan bunga. Bentuknya dapat sebagai tanaman yang menjalar, lung-lungan (melengkung-lengkung)
10. Ornamen Kupu-kupu
Ornament kupu-kupu ini bukan hanya kupu-kupu, melainkan juga binatang-binatang kecil yang bersayap, yang digolongkan ke dalam ornamen kupu-kupu.
Beberapa jenis hewan yang dikelompokkan ornament kupu-kupu antara lain kumbang, bibis, kuwangwung, kelelawar dan lain-lain. Bentuk ornamen kupu-kupu ini digambarkan penampang dari atas dalam keadaan terbang.
B. Ornamen Pelengkap
Ornamen pelengkap/pengisi bidang adalah ornamen yang dibuat untuk mengisi bidang yang kosong di samping ornamen pokok. Ornamen pelengkap tidak mempunyai arti atau ma’na tertentu kecuali untuk melengkapi hiasan dan keindahan. Misalnya ornamen tumbuhan seperti pohon, bunga, daun, sulur-suluran; hewan seperti burung, kupu-kupu, ikan, merak, ayam dan sebagainya.
C. Isen motif batik
Motif batik terdiri dari ornamen utama dan ornamen pengisi. Isen motif batik adalah berupa titik-titik, garis-garis, gabungan titik dan garis yang berfungsi untuk mengisi ornamen-ornamen dari motif atau pengisi bidang diantara ornamen-ornamen tersebut.
Isen motif ada bermacam-macam dan sekarang masih berkembang, seperti: cecek, cecek pitu, sisik melik, cecek sawut, cecek sawu daun, sisik gringsing, galaran, rambutan, sirapan, cacah gori, dan sebagainya.