Senin, 06 Januari 2020

Akar | Contoh dan Penjelasan Peribahasa yang Mengandung Kata Akar

Akar | Contoh dan Penjelasan Peribahasa yang Mengandung Kata Akar


Berikut ini merupakan penjelasan arti peribahasa tentang akar

Peribahasa adalah karya sastra rakyat yang terus berkembang dan bertahan. Berisi petuah dan penggambaran kehidupan sosial masyarakatnya.

Ada banyak sekali peribahasa yang ada dalam masyarakat. Dalam tulisan ini dijelaskan beberapa peribahasa yang mengandung kata akar.

Peribahasa dengan Kata Akar di Dalamnya



Peribahasa tentang kata akar pertama.

Bergantung pada akar lapuk

Artinya: berharapkan kepada orang yang tak berkuasa.

Maksudnya menggantungkan diri kepada orang atau sesuatu sudah tidak bisa diharapkan. Tidak memiliki kuasa terhadap yang diinginkan. Peribahasa ini menggambarkan kondisi orang yang mengharap bantuan atau mengharapkan pertolongan dari orang lain yang tidak berkuasa.

Peribahasa tentang kata akar kedua.

Tiada rotan akar pun berguna

Bentuk lain peribahasa ini adalah:

Tiada rotan akar pun jadi

Artinya: jika terpaksa, barang yang kurang baik pun boleh dipergunakan juga.

Peribahasa ini menggambarkan tentang penggunaan alternatif. Tidak sebatas pada barang atau benda mati. Misalnya, orang yang paling pandai untuk memimpin tetapi tidak hadir maka bisa digantikan oleh orang lain yang kualitasnya di bawahnya. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa tidak ada rotan akar pun jadi.

Jika tidak memungkinkan menggunakan barang kulitas satu (rotan), bisa menggunakan barang lain atau orang lain yang kualitasnya di bawahnya.

Rotan adalah hasil hutan kualitas tinggi yang bisa digunakan sebagai bahan mebel yang baik. Sementara akar sebagai perlambang yang buruk karena kotor dan kekuatannya jauh di bawah rotan.

Peribahasa tentang akar ketiga.

Akar berjumbai tempat siamang berpegang

Artinya: dari perkataannya seseorang dapat diketahui kesalahannya.

Siamang adalah salah satu jenis primata. Siamang menghabiskan banyak waktu di pepohonan dengan bergelantung di pepohonan. Jika ada akar yang menjulur ke bawah (berjumbai) dan ada siamang yang bergelantungan, maka akan sangat mudah dilihat siamang tersebut.

Bentuk lain peribahasa ini adalah:

Akar berjumbai tempat siamang berpegang, dahan mengajur tempat tupai menegun.

Arti peribahasa sama dengan peribahasa sebelumnya.

Peribahasa tentang kata akar keempat.

Kalau pandai mencencang akar, mati lalu ke pucuknya

Artinya: kalau pandai mengalahkan musuh yang banyak itu, sekali pukul tunduk semuanya. Misalnya dengan mengalahkan kepala, maka pengikutnya tunduk semuanya.

Maksud peribahasa di atas adalah mengalahkan sesuatu pada titik lemahnya. Sebagai penggambaran dalam peribahas di atas adalah tanaman. Jika bisa mencencang (mematahkan/mencabut) akar, sebagai sumber kehidupan tanaman, maka semua bagian tumbuhan tersebut pasti akan mati.


Demikian penjelasan tentang peribahasa yang mengandung kata akar. Silahkan lihat Contoh Peribahasa lainnya dalam blog ini.